Saya mencermati penyampaian Natalius Pigai ketika ditemui Abu Janda karena ujaran rasisme terhadap NP dan dilaporkan oleh DPP KNPI ke MABES POLRI. Bagi saya, ya bang NP itu pekerja kemanusiaan sungguhan atau promosi kosong? yang kedua, NP menyatakan dirinya pemimpin, pertanyaannya ''Pemimpin apa sekarang?''. NP sesungguhnya mencari panggung untuk dirinya. Jika benar berjuang bagi orang lemah, menegakkan keadilan, menjunjung tinggi perikemanusiaan, lantas mengapa tidak melihat usaha pemuda untuk membersihkan kekotoran pemikiran yang mengotori perikemanusiaan dengan pemikiran dangkal akan RASISME seperti yang dilakukan oleh Abu Janda? Sesungguhnya DPD KNPI melaporkan AN dan AJ bukan sekedar karena ujaran rasisme terhadap NP, tetapi KNPI melakukan hal itu untuk menjaga keutuhan, merobohkan dinding pemisah atas dasar rasial, namun NP tidak memaknainya, NP membuat statement yang terlihat memilukan. Boleh saja NP tidak mengenal pelapor dari KNPI Papua Barat, namun setidaknya mengerti mengapa dilakukan laporan tersebut, karena bukan Natalius Pigai sendiri yang dialamatkan dengan ujaran rasisme, tetapi ujaran rasisme terjadi secara menyeluruh kepada orang Papua asli yang kulit hitam rambut keriting dan bukan hanya NP saja yang mengalaminya, tetapi banyak orang Papua mengalaminya. Ada beberapa kejadian yang saya alami ketika kuliah di Surabaya dan Jogja, ketika saya numpangi kendaraan umum (angkutan) teman-teman amber (non Papua) begitu naik, mereka pasti tutup hidung, ada juga yang berkata 'wong ireng' orang hitam 'konotasi jelek'. Nah pengalaman-pengalaman ini yang DPD dan DPP KNPI mengambil langkah melaporkan mereka-mereka yang terbiasa dengan pemikiran rasisme agar adanya kehidupan bermasyarakat yang damai, adem ayem dalam berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Dengan adanya pernyataan NP seperti itu, maka saya berkesimpulan bahwa NP sengaja membiarkan kebiasaan rasisme di Indonesia untuk tetap bertumbuh. NP sengaja memberikan kebebasan kepada siapa saja orang non Papua untuk menghina orang Papua dengan ujaran rasisme sepanjang waktu.
Selain dari itu, saya melihat bahwa NP bukan pekerja kemanusiaan sesungguhnya karena kelihatan hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa melihat siapa, apa dan mengapa ada laporan.
Natalius Pigai, bukan pejuang kemanusiaan sejati karena tidak memahami ritme gerakkan membersihkan pembuat pelanggaran HAM atas nama rasisme melainkan cenderung menonjolkan egoisme individual demi dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar